China telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi (GDP) tahun 2025 sebesar 5%, dengan berbagai kebijakan stimulus guna mengatasi tantangan ekonomi domestik dan ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat. Pemerintah China meningkatkan defisit anggaran menjadi 4% dari GDP, tertinggi sejak 2010, dengan rencana penerbitan obligasi khusus jangka panjang senilai 1,3 triliun yuan pada 2025—naik 300 miliar yuan dari tahun sebelumnya. Tambahan 500 miliar yuan obligasi juga akan diterbitkan untuk memperkuat sektor perbankan milik negara. Kebijakan ini mencerminkan pendekatan fiskal yang lebih agresif serta pelonggaran moneter guna menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
Ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat semakin meningkat, terutama setelah kebijakan terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintahan AS. Kenaikan tarif impor sebesar 20% terhadap produk-produk China memicu respons dari Beijing, yang membalas dengan tarif tambahan hingga 15% pada barang-barang asal AS mulai 10 Maret. Selain itu, China juga membatasi ekspor ke 15 perusahaan Amerika dan memasukkan 10 perusahaan AS ke dalam daftar “entitas tidak dapat diandalkan,” yang berpotensi membatasi operasional mereka di pasar China. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar berasal dari sektor teknologi, pertahanan, dan kedirgantaraan.
Meskipun ketegangan meningkat, China tetap membuka peluang untuk berdialog dengan AS, meskipun menegaskan tidak akan menerima tekanan yang dapat merugikan kedaulatannya.
Menurut Lou Qinjian, juru bicara Kongres Rakyat Nasional China, Beijing ingin menyelesaikan perbedaan melalui dialog yang adil dan saling menguntungkan, tetapi tetap akan mempertahankan kepentingannya dengan tegas.
Selain kebijakan ekonomi dan perdagangan, China juga mempercepat inovasi teknologi, khususnya dalam kecerdasan buatan (AI). Presiden Xi Jinping baru-baru ini bertemu dengan sejumlah pemimpin industri teknologi, termasuk Jack Ma dari Alibaba dan Liang Wenfeng dari startup AI DeepSeek, untuk membahas strategi pengembangan industri AI di China. Pemerintah menyadari tantangan dalam aspek keamanan dan etika AI, tetapi tetap berkomitmen untuk menjadikan China sebagai pemimpin global dalam sektor teknologi canggih ini.
Sumber: Artikel ini mengadaptasi informasi dari Pluang.com
Ingin Memaksimalkan Kesempatan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi China?
Bergabunglah dengan Hua Qiao untuk belajar bahasa Mandarin agar dapat membuka lebih banyak peluang bisnis serta karier!